Mengenal Strategi Diversifikasi untuk Memperluas Jangkauan UMKM
Jakarta - Bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), penting sekali untuk mempertahankan keunggulan produknya agar tetap dapat dinikmati dan memperluas jangkauan usaha yang telah dikembangkan sejauh ini. Dengan begitu, UMKM akan dapat meningkatkan peluang keuntungan usahanya dan meminimalkan risiko bisnis yang mungkin akan terjadi.
Pastinya untuk melakukan hal itu, perlu digunakan strategi yang baik untuk mengelola usaha tersebut. Salah satu strategi yang bisa digunakan untuk memperluas jangkauan UMKM adalah diversifikasi. Strategi diversifikasi merupakan upaya untuk memberikan inovasi terhadap suatu bisnis dengan memvariasi produk tanpa menghilangkan ciri khas yang sudah melekat pada produk tersebut. Selengkapnya, mari mengenal lebih dalam tentang strategi diversifikasi untuk membantu UMKM meningkatkan profitabilitas bisnis.
Apa itu Strategi Diversifikasi?
Strategi diversifikasi adalah strategi yang paling sering dan umum digunakan oleh suatu perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya, karena selain dapat memperluas jangkauan bisnisnya, perusahaan juga dapat menekan risiko kerugian yang mungkin terjadi. Pengertian diversifikasi sendiri adalah strategi dengan memproduksi beberapa produk baru dengan target pasar yang berbeda tetapi memiliki unsur intrinsik yang mirip.
Dalam aspek produksi, perbedaannya bisa dari ukuran, warna, varian rasa, tipe, jenis, dan sebagainya tergantung pada produk yang diproduksi sebelumnya. Dalam aspek bisnis, perusahaan bisa memperluas usaha mereka dalam bidang yang berbeda, kemudian disesuaikan kembali dengan target pasar dan tujuan perusahaan melakukan diversifikasi. Dalam aspek keuangan, jika sebuah perusahaan memutuskan untuk berinvestasi, diversifikasi membantu perusahaan dengan menginvestasikan ke dalam bentuk yang beragam, seperti saham, obligasi, reksadana, ataupun properti, kemudian dievaluasi kembali untuk dilihat mana yang lebih menguntungkan perusahaan.
Tujuan Dilakukannya Strategi Diversifikasi
Pelaku UMKM harus memiliki pondasi yang kuat untuk mempertahankan usahanya agar tetap stabil meski sedang menghadapi kesulitan. Penting untuk dipahami bahwa kebutuhan konsumen sangatlah beraneka ragam, sebagai pelaku UMKM jika ingin bisnis dapat terus berlanjut, perlu meningkatkan dan mengembangkan usaha yang dimiliki agar dapat menambah nilai jual dari produk atau jasanya.
Tujuan awal dilakukannya strategi diversifikasi adalah untuk menghindari ketergantungan pada sumber penghasilan yang satu saja. Karena dalam berbisnis, jika UMKM melakukan hal tersebut dan bergantung pada satu produk saja dan produk tersebut ternyata tidak laku di pasaran, maka tidak ada penghasilan yang dihasilkan sehingga memiliki risiko lebih tinggi mengalami kegagalan.
Maka dari itu, penting bagi UMKM memiliki beraneka ragam produk atau jasa yang ditawarkan untuk menunjang kerugian dari produk yang tidak laku di pasaran dan menghasilkan lebih banyak keuntungan yang setidaknya mampu menopang biaya operasional.
Selain itu, diversifikasi juga bertujuan untuk dapat bertahan di atas persaingan sengit sesama pelaku usaha. Seperti contohnya, suatu UMKM menjual produknya di pasar. Seperti yang kita ketahui bersama, semakin hari teknologi semakin canggih, konsumen tidak lagi harus membeli produk dengan cara ke pasar, mereka bisa membeli produk hanya dengan sekali klik.
Nah, diversifikasi ini membantu UMKM dalam beradaptasi dengan kecanggihan teknologi yang ada agar mampu bersaing dengan baik dan melebarkan sayap bisnisnya melalui kecanggihan teknologi seperti e-commerce. Penting juga untuk tidak tinggal diam dalam melihat alur tren yang sedang hangat di pasaran agar bisnis tetap digemari oleh semua kalangan.
Jenis-jenis Strategi Diversifikasi
Dengan beberapa tujuan yang ada, strategi diversifikasi dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Diversifikasi Horizontal
Jenis diversifikasi ini merupakan pengembangan produk baru yang tidak jauh berbeda dari produk sebelumnya. Biasanya produk tersebut tetap seperti jenis sebelumnya, hanya dibedakan melalui ukuran, merk, dan target pasarnya. Tujuannya agar dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas dan menarik pelanggan loyal yang telah lama menggunakan produk tetapi ingin mencoba varian lainnya. Contoh dari diversifikasi ini adalah keragaman rasa mie instan, minuman perasa, kosmetik, dan sebagainya.
- Diversifikasi Vertikal
Berbeda dengan horizontal, diversifikasi jenis ini adalah strategi dengan membuat produk dengan fungsi yang berbeda tetapi masih saling berkaitan atau masi bisa melengkapi satu sama lain. Misalnya, dalam bisnis salon, tidak hanya menawarkan jasa tapi juga menjual cat rambut, vitamin rambut, skincare wajah, dan sebagainya.
- Diversifikasi Konglomerat
Berbeda dengan dua jenis di atas, jenis ini menghadirkan produk baru yang tidak berkaitan dengan produk sebelumnya. Diversifikasi ini digunakan karena terlihat peluang bagus untuk melebarkan sayap di dunia bisnis yang berbeda. Misalnya, terdapat bisnis salon, yang ternyata 5 dari 10 konsumen merupakan seorang Kpopers. Karena terlihat peluang disini, pemilik salon membuka usaha baru yang menjual merchandise K-pop untuk menarik para Kpopers tersebut.
- Diversifikasi Defensif
Diversifikasi jenis ini dilakukan karena melihat pasar yang mulai sepi, penjualan yang menurun, atau bahkan terdapat pesaing baru yang jauh lebih menarik.
- Diversifikasi Ofensif
Berbeda dengan defensif yang merupakan strategi bertahan, diversifikasi ofensif merupakan strategi yang dilakukan perusahaan sukses dan berkembang untuk memasuki segmen pasar baru dan mencuri lebih banyak perhatian konsumen.
Nah, itu dia penjelasan mengenai strategi diversifikasi. Dengan diversifikasi produk, diharapkan mampu meningkatkan minat konsumen dan memperluas target pasar dengan keberagaman produk atau jasa yang dimiliki, membantu meningkatkan penjualan dan menghasilkan lebih banyak keuntungan, serta yang lebih penting yaitu meminimalisir risiko terjadinya kerugian ataupun kegagalan. Bagi pelaku UMKM, strategi ini sangat disarankan karena UMKM berkesempatan memperluas jangkauan usahanya dengan risiko yang sekecil-kecilnya.