5 Tradisi Ramadan Berbagai Kota di Indonesia

Sobat Pajak | 2023-23-03 17:53:19 | 2 years ago
article-sobat-pajak

Indonesia - Momen Ramadan sudah terasa nih Sobat dan biasanya kalau menjelang Ramadan seperti ini, banyak kota – kota yang melakukan tradisi. Negara kita sendiri merupakan negara dengan populasi muslim terbesar, terlebih lagi Indonesia merupakan negara yang terdiri dari suku dan budaya yang sangat beragam. Jadi tidak bingung, jika tradisi Ramadan di Indonesia sangatlah beragam, banyak daerah yang memiliki tradisi nya sendiri.  

Kira – kira apa aja ya? Yuk simak beberapa hal ini. 

 

Tradisi Nyorog 

Tradisi satu ini berasal dari Betawi atau yang sekarang disebut Jakarta. Pada tradisi ini, orang yang lebih muda akan memberikan sesuatu kepada yang lebih tua. Biasanya berupa bingkisan seperti sembako, makanan, atau barang lainnya. Makanan yang diberikan pun tetap makanan khas Betawi, seperti sayur babanci, soto tangkar, dan sebagainya. Tradisi Nyorog ini bertujuan agar kaum muda bisa lebih menghormati yang lebih tua sembari menyambut bulan puasa. Ternyata, awalnya tradisi Nyorong ini dijadikan penanda bahwa bulan Ramadan akan datang sebentar lagi. 

Selain itu tradisi Nyorog ini juga bisa digunakan sebagai acara tambahan dalam pernikahan yang menggunakan adat Betawi. Dimana, pihak laki-laki akan mendatangi keluarga mempelai wanita sambil membawa bingkisan makanan sebelum lamaran dilakukan. 

 

Tradisi Meugang 

Tradisi Meugang berasal dari provinsi Aceh yang sering disebuh sebagai Serambi Mekkah. Pada momen ini, biasanya masyarakat Aceh akan memasak menu khusus yang terbuat dari daging pada hari sebelum puasa Ramadan dan nantinya akan dimakan bersama keluarga. Daging yang digunakan juga beragam, bisa dengan daging sapi, kambing, hingga kerbau. 

Tidak hanya keluarga, masyarakat Aceh juga biasa nya akan mempersilahkan masyarakat yang berkekurangan untuk menyantap daging bersama – sama. Selain pada momen untuk menyambut puasa Ramadan, tradisi Meugang ini juga dilakukan sebelum Idul Fitri atau Idul Adha sehingga dalam satu tahun tradisi Meugang ini dilakukan sebanyak 3 kali.

  

Tradisi Pacu Jalur 

Riau dikenal dengan kultur budaya khas Melayu. Seperti pada saat menyambut bulan suci Ramadhan ada tradisi Pacu Jalur. Dimana pada kesempatan ini, masyarakat akan berlomba untuk mendayung di sungai secara cepat. 

Fakta uniknya, perahu yang digunakan sangat Panjang yang terbuat dari kayu pohon. Biasanya ukuran perahu dimulai dari 24 meter hingga 40 meter. Dalam perahu tersebut bisa diisi 40 hingga 60 orang sekaligus. Biasanya tradisi ini dilakukan di berbagai lokasi, salah satunya Sungai Batan Kuantan. Tradisi ini sekaligus mengajarkan akan pentingnya Kerjasama sebuah tim. 

Setelah selesai melakukan tradisi pacu jalur tersebut. Masyarakat Riau biasanya lanjut melakukan tradisi Balimau. Tradisi dimana mereka akan mandi menggunakan jeruk nipis yang sering dilakukan di pulau Sumatra.  

 

Tradisi Padusan 

Di Boyolali juga terdapat tradisi Ramadan. Biasanya orang – orang disana akan mandi atau berendam di sumber – sumber mata air yang dianggap keramat untuk mensucikan diri dalam menyambut datangnya bulan suci , jadi bukan hanya sekedar mandi biasa saja akan tetapi terdapat filosofi untuk menyucikan diri dengan melakukan interopeksi mengenai kesalahan yang sudah dilakukan sebelum – sebelumnya.  

Tempat yang digunakan juga beragam, bisa di sumber mata air, laut, dan tempat lainnya. Dilansir dari Traveloka.com, tempat yang menjadi langganan masyarakat Boyolali untuk tradisi padusan ini adalah kompleks wisata pemandian umbul pengging. Fakta uniknya, tradisi padusan ini sudah dilakukan oleh masyarakat sebelum agama Islam masuk ke Jawa.  

 

Tradisi Malamang 

Tidak hanya di pulau Jawa saja, pulau Sumatera juga ramai dengan tradisi saat menjelang Ramadan. Seperti masyarakat Minangkabau yang beramai – ramai membuat lemang (makanan dari beras ketan yang dimasukkan dalam buluh bambu beralas daun pisang) atau yang biasa disebut dengan Malamang untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan.  

Setelah lemang tersebut matang, biasanya akan diadakan syukuran pada malam hari yang disebut syukuran mandoa atau berdoa besama sebagai bentuk rasa syukur datangnya bulan puasa dengan hidangan lemang yang menjadi pendamping. 

Tidak hanya lemang saja, masih ada beberapa hidangan yang juga dihidangkan berdampingan dengan lemang, seperti tapai ketan hitam dengan lauk pauk lainnya. Tata cara makan nya pun berbeda, semua orang harus duduak baselo atau duduk bersila untuk membuat silahturahmi semakin terjaga. 

 

Walaupun banyaknya tradisi yang dilakukan, akan tetapi tujuan nya tetap sama yaitu untuk menyambut bulan suci Ramadan. Kalau tradisi Kota Sobat seperti apa?  

Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di Sobat Buku dan Sobat Pajak, atau melalui media sosial kami di Instragram dan Facebook   

Article is not found
Article is not found