Dulu Ramai, Sekarang Gerai Transmart Berguguran, Ada Apa?
Indonesia - Sejumlah gerai hipermarket PT Trans Retail Indonesia atau yang lebih dikenal Transmart milik pengusaha Chairul Tanjung, tutup permanen karena sepi pengunjung. Manajemen menilai penutupan tersebut merupakan langkah efisiensi agar bisnis Transmart bisa melangkah lebih baik ke depan. Terpuruknya Transmart juga sejalan dengan laporan keuangan sejumlah perusahaan ritel yang kurang memuaskan.
7 Gerai Transmart Tutup
Sepanjang 2021-2023, ada sekitar 39 gerai Transmart yang tutup secara permanen. Namun, setidaknya ada 7 gerai Transmart yang baru-baru saja ini ditutup, yakni Transmart Mangga Dua Square (Jakarta), Transmart ITC Kuningan (Jakarta), Transmart ITC Permata Hijau (Jakarta), Transmart ITC Cempaka Mas (Jakarta), Transmart Mall Ambasador (Jakarta), Transmart Tamini Square (Jakarta), dan Transmart Kepri Mall (Batam).
Vice President Corporate Communication Transmart, Satria Hamid, mengatakan jumlah Transmart yang masih beroperasi di seluruh Indonesia hingga saat ini mencapai 95 gerai. “Ada sekitar 95 toko di seluruh Indonesia. Kita masih buka,” kata Satria.
Komentar Konsumen
Penutupan gerai hipermarket itu ramai diperbincangkan di media sosial Twitter. Salah satu pemicunya karena harga yang tergolong mahal.
"Dulu saat masih Carrefour, lumayan ramai karena harga kompetitif. Saat sudah jadi Transmart, banyak yang jadi sepi kayak gini," cuit dari @strategi_bisnis pada Rabu (2/2/2023).
Para konsumen bilang, Transmart sekarang mahal-mahal. Pelanggannya price sensitive.
"Kalau tidak ada perubahan, banyak gerai Transmart yang akan tutup,"
Price Sensitive
Price sensitivity atau sensitivitas harga adalah cara di mana biaya suatu produk mempengaruhi keputusan pembelian para konsumen. Price sensitivity juga menunjukkan bagaimana permintaan produk dapat berubah karena adanya kenaikan atau penurunan harga produk.
Hal yang paling menantang dari price sensitive ini adalah menemukan keseimbangan kisaran harga sehingga pelanggan mau membeli produk Sobat, dan pada saat yang sama, Sobat juga mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Sobat harus menyadari kepekaan harga untuk menetapkan harga yang sesuai dengan Sobat dan pelanggan.
Jika Sobat sudah memiliki produk atau layanan yang baik, tetapi tidak laku, mungkin itu karena masalah sensitivitas harga. Pelanggan tidak dapat membeli produk Sobat karena terlalu mahal bagi mereka, walau harganya mungkin sudah tepat bagi Sobat.
Oleh karena itu, ada baiknya memahami secara mendalam target konsumen Sobat dan orang-orang yang membeli. Masing-masing dari mereka akan merasakan nilai produk Sobat secara berbeda, yang berarti mereka akan memiliki sensitivitas harga yang berbeda. Jika mereka merasa cocok dengan kualitas yang diberikan, konsumen akan bersedia membayar harga yang disebutkan, bahkan dapat membayar lebih.
Nah, itu dia pentingnya memperhatikan Sensitivitas harga dalam menentukan harga produk yang ingin dijual. Dengan dapat menganalisa sensitivitas harga dengan baik, maka Sobat akan dapat menentukan harga produk yang sesuai dengan konsumen.
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di Sobat Buku dan Sobat Pajak, atau melalui media sosial kami di Instragram dan Facebook.