Ini Dia, Hal Yang Perlu Disiapkan Oleh UMKM Sebelum Mengakses Modal
Indonesia - Secara umum, akses modal merupakan hal penting dalam menentukan potensi UMKM naik kelas ataumeningkatkan skala pada usahanya ke kelas yang lebih tinggi. Terkait hal tersebut, tentunya apabila semakin tinggi tingkat kelas UMKM, maka semakin besar juga modal yang dibutuhkan.
Pada saat ini, tak jarang para pelaku UMKM mengeluh atas akses modal yang terbatas. Sebenarnya, bisa jadi bukan aksesnya yang terbatas, melainkan usaha atau bisnisnya yang belum siap, sehingga permohonan modal yang diajukan tidak disetujui. Maka dari ini, pada artikel kali ini Sobat Pajak telah menyiapkan beberapa hal yang perlu disiapkan pelaku UMKM sebelum mengakses modal.
-
Menghitung Kebutuhan Modal Berdasarkan Rencana Usaha
Menyusun rencana usaha (business plan) yang matang sudah menjadi keharusan bagi setiap pelaku usaha, termasuk UMKM sebelum mengakses modal. Pada Rencana Usaha, terdapat target-target kinerja utama (Key Performance Indicator) yang ingin dicapai perusahaan. Nah maka dari itu,dalam kebutuhan modal sangat diperlukan untuk menghitung secara baik dan benar mengenai kebutuhan modal yang dibutuhkan untuk mencapai target-target pada rencana usaha, seperti target kapasitas produksi, penjualan, dan sebagainya. Rincikan pula berapa modal yang dibutuhkan untuk investasi hingga untuk operasional.
-
Mengenal Segala Bentuk Akses Modal
Akes modal memiliki beragam bentuk atau jenis. Dimana modal yang dimaksud bersifat pinjaman atau dengan kata lain wajib dikembalikan ataupun dicicil. Selain itu, ada juga penanaman modal atau ekuitas, yang mana jenis ini tidak perlu dikembalikan namun sifatnya berbagi kepemilikan. Dalam melakukan akses modal, UMKM wajib untuk mempelajari setiap bentuk ataupun jenis akses modal yang ingin dilakukan, dan tentukan berdasarkan prioritas usaha.
-
Negosiasi Berdasarkan Perhitungan Aset dan Nilai Perusahaan
Misalnya, perusahaan A memiliki total aset sebesar Rp 500 juta. set tersebut terdiri dari aset tetap, piutang, timnya solid, dan omzet pada tahun terakhir mencapai Rp. 1 miliyar. Terkait hal ini, apakah layak dilakukan pinjaman dana Rp 1 miliyar dicicil dalam waktu 2 tahun? Atau dilakukan penyuntikan dana sebesar Rp. 1 miliyar untuk 10% saham? Dalam hal ini, dapat kita lihat bahwa aet tidak sama dengan nilai perusahaan. Maka dari itu, keduanya perlu dihitung pada saat negosiasi dengan calon investor.
-
Mendiskusikan Detail Perjanjian Dengan Calon Investor
Untuk pinjaman, aspek terpenting untuk dibahas ialah skema dari perhitungannya. Apabila pada bunga, maka perlu didiskusikan jangka waktu pinjaman (tenor), tanggal batas waktu cicilan, hingga biaya-biaya. Sedangkan pada ekuitas, yang perlu didiskusikan ialah besaran suntikan dana pada modal ataupun saham yang diinginkan, hingga dukungan non-finansial yang dapat diberikan investor.
-
Mengevaluasi Biaya Modal
Seperti yang kita ketahui, bahwa semakin besar modal yang akan diakses, maka semakin banyak pihak yang ingin kita datangi secara langsung guna mencari referensi yang lebih detail. Sebagai contoh, dalam memilih motor mungkin kita perlu banyak waktu untuk memilih jenis seperti apa, varian yang mana, hingga merek apa. Setelah terdapat kecondongan pada 2 hingga 3 pilihan, mungkin kita ingin lebih diyakinkan dengan melakukan test drive terlebih dahulu agar kita semakin yakin dengan kekuatan dan kelemahan dari setiap pilihan yang ada, sehingga kita dapat memilih motor jenis apa yang cocok untuk kebutuhan kita sesuai dengan value for money. Maka dari itu, sangat penting bagi UMKM untuk mengevaluasi ataupun mengetahui biaya modal yang dimiliki sebelum melakukan pengaksesan modal tambahan.